Kisah Ali kala Fatimah Sakit

Posted: Rabu, 26 Mei 2010 by Yanuar in Label:
1

Pada suatu hari, Fatimah jatuh sakit. Ali bin Abi Thalib, suaminya pun sedih. Ali menyiapkan semua keperluan yang dibutuhkan Fatimah dan menggantikan tugasnya selama sakit.

"Beristirahatlah agar sakitmu segera hilang," katanya kepada Fatimah.

"Aku telah cukup beristirahat, sampai-sampai aku malu apabila melihatmu mengerjakan tugas-tugas seorang ibu," jawab Fatimah dengan suara lirih.

"Jangan pikirkan itu. Bagiku semua itu sangat menyenangkan. Lagipula, setelah engkau sembuh nanti, semua tugas, engkaulah yang akan mengerjakannya," ujar Ali.

"Wahai istriku, adakah engkau menginginkan sesuatu?" tanya Imam Ali dengan tiba-tiba.

Fatimah terdiam sebentar, kemudian berkata, "Sesungguhnya sudah beberapa hari ini aku menginginkan buah delima."

"Baiklah, aku akan membawakannya untukmu dengan rizqi yang diberikan ALLAH kepadaku." kata Ali sambil bersiap keluar rumah. Ali langsung menuju pasar meskipun dengan uang pas-pasan.

BERSEDEKAH

Sesampainya di pasar, ia pun langsung membeli sebuah delima. Di tengah perjalanan pulang, Imam Ali melihat seorang miskin duduk meringkuk di sudut jalan. Orang itu tampak menggigil dan tubuhnya lemah, menunjukkan orang tersebut sedang sakit.

Imam Ali tidak sampai hati melihatnya. Ia mendekati orang itu dan memberi salam. Kemudian bertanya Ali kepada orang itu, "Wahai sahabat, kenapa gerangan engkau?"

Mendengar suara orang menegur, orang itu mengangkat kepalanya perlahan dan matanya memandang Imam Ali dengan lemah. Ia pun menjawab salam Imam Ali, kemudian orang itu berkata, "Sesungguhnya tubuhku terasa dingin, dan badanku terasa sakit sekali".

"Astaghfirullah," Imam Ali tercengang. Ia terdiam sejenak, memotong buah delima yang dibawanya, kemudian Ali berkata lagi, "Tabahkanlah hatimu. percayalah bahwa ALLAH SWT tidak akan melupakan hamba-Nya yang baik. Bertasbihlah kepada ALLAH, dan ambillah buah ini, semoga dapat meringankan penderitaanmu."

Setelah memberi delima, tak lama kemudian Ali pamit pulang. Sesampainya di rumah, delima yang tinggal sepotong itu diserahkan kepada istrinya. "Sesungguhnya aku membeli sebuah. Di tengah perjalanan pulang, aku mendapati seorang miskin yang telah dua hari tidak makan apa-apa. Aku memberikan sepotong delima ini kepadanya. Alhamdulillah, tampaknya ia mulai sehat kembali sesudah itu," jelas Imam Ali.

MENDAPAT BALASAN

Kemudian Fatimah pun mulai menikmati buah delima yang baru dibeli dari pasar. Tampaknya kondisi Fatimah mulai membaik. Ali begitu gembira. Tiba-tiba mereka mendengar suara pintu rumah mereka diketuk orang. Segera Ali membukakan pintu dan didapatinya yang datang adalah Salman Al-Farisi. Salman datang sambil membawa sesuatu yang ditutup kain. Setelah salam, Salman dipersilahkan duduk. Salman memberi tahu bahwa dirinya membawa delima.

"Dari manakah engkau dapatkan?" tanya Ali.

"Dari ALLAH, untuk Rasul-Nya dan seterusnya untuk anda," jawab Salman.

Tapi Imam Ali segera bertanya, "Berapakah jumlahnya?"

"Sembilan buah," jawab Salman.

Mendengar jawaban Salman, Ali berkata, "Tidak mungkin buah itu dari ALLAH. Kalau benar dari ALLAH, maka jumlahnya sepuluh. Sebab ALLAH telah berfirman di Q.S. Al-An'am ayat 160: "Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya..."

Jawaban Ali tersebut membuat Salman tersipu. Salman pun mengeluarkan satu buah delima lagi dari balik bajunya sambil berkata, "Anda benar. Sesungguhnya yang aku bawa adalah sepuluh."

Imam Ali berkata, "Aku mengerti, demi ALLAH, engkau tidak bermaksud mengambil buah itu untuk kepentinganmu. Engkau bermaksud menguji diriku, bukan?"

Salman pun menjawab, "Demi ALLAH. Sebenarnyalah, aku bermaksud mengujimu, karena begitu seringnya aku mendengar Rasulullah S'AW memuji keluasan ilmu dan kecerdasanmu."

"Ketahuilah wahai Salman, bahwa ALLAH akan Membimbing siapa saja yang dekat dan berbakti kepada-Nya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas," kata Imam Ali.

Tak lama kemudian Salman pamit pulang. lalu Ali, memberikan buah-buah delima itu kepada istrinya. Fatimah terkejut, "Masya ALLAH, dari manakah engkau dapatkan delima sebanyak ini?" Imam Ali pun menjawab dengan tersenyum, "ALLAH SWT mengaruniai rezeki ini kepada kita, karena kebaikan yang kita lakukan kepada si miskin tadi. Salman-lah yang mengantarkannya ke sini."


sumber: mardhotillah-islamic-deepfeeling.blogspot.com

7 Kriteria Pribadi yang Merasa Paling Benar

Posted: by Yanuar in Label:
0

Kesan pertama ketika membaca ini adalah ini adalah gambaran kesombongan yang ada dalam diriku. Betapa tidak, semua ciri mengarah kepada karakter pribadiku yang tak pernah mau tahu dengan yang lain yang tidak sejalan dengan pemikiranku. Meski aku bukanlah pribadi yang senang berdebat kusir, tapi perbandingan parameternya lebih besar mengarah kepada diriku, yah teguran buat diriku. Ampuni hambaMu yang sombong ini.


1. Enggan Membaca
Banyak pribadi yang merasa sudah cukup dengan hanya melihat sekilas saja tanpa membaca instruksinya secara detail , akibatnya yang ada adalah sering terjadi pergeseran parameter dan arah pembicaraan dari inti topik semula

2. Enggan Menulis
Banyak pribadi yang sok tahu dan terlalu mengandalkan daya ingatnya dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat dan merasa otaknya adalah sebuah brangkas pengetahuan yang mampu menyimpan segalanya

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan

Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah.

Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham

Bagi orang yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32)

Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain
Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi).

Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat
Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir
Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran.


sumber: eramuslim dan isdarmady

Aku Bertanya Pada Diriku

Posted: Selasa, 25 Mei 2010 by Yanuar in Label:
0

Mungkin waktu telah mendewasakan kita sebagai personal, tapi mungkin waktu jua yang telah menyita banyak kesempatan kita sehingga segalanya berlalu dengan sia-sia. Manakala setiap kali selepas mandi dan hendak beraktifitas pagi, aku senantiasa menyempatkan diri di hadapan cermin seraya berkata "inilah aku", dan di kala aku teringat jelas sebuah kalimat jelas yang senantiasa menghantuiku beberapa waktu ini, Aku senantiasa mengulanginya "Sudahkah anda tahu tiga kata kunci seseorang bisa mencapai tingkatan ikhlas dan konsisten dalam menjalani hidupnya?", " tiga kunci itu adalah muhasabah (bercermin diri), muroqobah (merasa diawasi), dan mujahadah (bersungguh-sungguh)", dan ketakutan melanda sekujur tubuhku, karena aku tahu aku belum mampu sejauh waktu yang melingkupi

Namun perlahan, aku senantiasa mengulangi beberapa pertanyaan tentang diriku seraya berharap kualitas pribadiku senantiasa bertambah dari waktu ke waktu. Dan inilah beberapa pertanyaan itu:

Siapakah orang yang sombong?
Orang yang sombong adalah orang yang di beri penghidupan tapi tidak mau sujud pada yang menjadikan kehidupan itu yaitu Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Maka bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan langit pada TuhanNya kecuali jin dan manusia yang sombong diri.

Siapakah orang yang telah mati hatinya?
Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-ayat Qur'an, Hadits dan cerita-cerita kebaikan namun merasa tidak ada apa-apa kesan di dalam jiwa untuk bertaubat.

Siapakah orang dungu kepala otaknya?
Orang yang dunggu kepala otaknya adalah orang yang tidak mau lakukan ibadat tapi menyangka bahwa Tuhan tidak akan menyiksanya dengan kelalaiannya itu dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya.

Siapakah orang yang lemah?
Orang yang lemah adalah orang yang melihat akan kemaksiatan di depan matanya tidak sedikit pun ada kebencian di dalam hatinya akan kemungkaran itu.

Siapakah orang yang bakhil?
Orang yang bakhil adalah orang yang berat lidahnya untuk membaca shalawat dan puji-pujian kepada Tuhan dan RasulNya.

Siapakah orang yang buta?
Orang yang buta adalah orang yang tidak mau membaca dan meneliti akan kebesaran kitabNya dan tidak mau mengambil pelajaran daripadanya.

Siapakah orang yang tuli?
Orang yang tuli adalah orang yang di beri nasihat dan pengajaran yang baik namun tidak diindahkannya.

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil berat akan waktu ibadahnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman

Siapakah orang yang manis senyumanya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia kata "Segalanya kembali kepada yang memberi." Lalu sambil berkata,"Ya Tuhan Aku ikhlas dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang menangis airmata mutiara?
Orang yang menangis airmata mutiara adalah orang-orang yang sedang bersendiri lalu mengingat akan kebesaran Tuhan dan menyesal akan dosa-dosanya lalu mengalir airmatanya.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak loba akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada sentiasa menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang pandai?
Orang yang pandai adalah orang yang bersiap siap untuk hari kematiannya karena dunia ini berusia pendek sedang akhirat kekal abadi

Siapakah orang yang bodoh?
Orang yang bodoh adalah orang yang berlomba-lomba berusaha sekuat tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan.

Siapakah orang yang maju dalam hidupnya?
Orang yang maju dalam hidupnya adalah orang-orang yang senantiasa mempertingkat ilmu agamanya.

Siapakah orang-orang yang mundur hidupnya?
Orang yang mundur dalam hidupnya adalah orang yang tidak memperdulikan akan halal dan haramnya akan sesuatu perkara itu.

Siapakah orang yang gila itu?
Orang yang gila itu adalah orang yang tidak ibadah karena hanya dua syarat saja yang memperbolehkan akan seorang itu meninggalkan sembahyang, pertama sekiranya ia haid dan kedua ketika ia tidak siuman akalnya.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikkan.

Siapakah orang yang selalu ditipu?
Orang yang selalu di tipu adalah orang muda yang menyangka bahwa kematian itu berlaku hanya pada orang tua.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan saujana mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah mengunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.